Intro:B E C#m F# A-C
B E C#m F#
B
Salahkah bila aku mencintaimu
G#m
Dan berharap engkau kan jadi milikku
E F#
Walau banyak yang bilang kau tak pantas untukku
B
Sayang ku mohon jangan tolak cintaku
G#m
Jiwa ragaku ini hanya untukkmu
E F#
Aku rela berkorban demi cintamu itu
E
Biarlah orang berkata apa
chorus:
B E C#m F#
oooh ooooo Manusia tiada yang sempurna
B E C#m F#
oooh ooooo Ku terima kau apa adanya
B E C#m F#
oooh ooooo Yang penting aku bahagia
B E C#m F#
oooh ooooo oooh ooooo
B
Sayang ku mohon jangan tolak cintaku
G#m
Jiwa ragaku ini hanya untukkmu
E F#
Aku rela berkorban demi cintamu itu
E
Biarlah orang berkata apa
Chorus:
B E C#m F#
oooh ooooo Manusia tiada yang sempurna
B E C#m F#
oooh ooooo Ku terima kau apa adanya
B E C#m F#
oooh ooooo Yang penting aku bahagia
B E C#m F#
oooh ooooo oooh ooooo
Solo: G#m F# B
G#m F# E F#
E
Biarlah orang berkata apa
B E C#m F#
oooh ooooo
B E C#m F#
oooh ooooo
Chorus:
B E C#m F#
oooh ooooo Manusia tiada yang sempurna
B E C#m F#
oooh ooooo Ku terima kau apa adanya
B E C#m F#
oooh ooooo Yang penting aku bahagia
B E C#m F#
oooh ooooo oooh ooooo
B E C#m F#
oooh ooooo Manusia tiada yang sempurna
B E C#m F#
oooh ooooo Ku terima kau apa adanya
B E C#m F#
oooh ooooo Yang penting aku bahagia
B E C#m F#
oooh ooooo oooh ooooo
E F# B
Sayang.. cinta itu buta
Minggu, 30 Januari 2011
Jumat, 28 Januari 2011
BAND INDONESIA , TERKENAL DI LUAR NEGERI
INDONESIA, Bapak Jaya Suprana & Paulus Pangka, Aksara Records berterima kasih atas segala doa dan dukungan yang diberikan. White Shoes & The Couples Company akan mendapat penghargaan dari MURI (Musium Rekor-Dunia Indonesia) sebagai “Band Indonesia Pertama” yang menjalin kontrak kerjasama dengan merilis debut album dengan perusahaan rekaman di Amerika Serikat.
Rencananya penghargaan ini akan diserahkan secara simbolis oleh MURI bersama Menteri Pendidikan Nasional yaitu Bapak Bambang Sudibyo pada Tanggal 30 Agustus 2009, hari Minggu di Mall of Indonesia, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Melalui momentum ini, kami mengharapkan agar generasi Indie di Indonesia bangkit dari masa lalu dan mengukir prestasi membelah kelesuan Industri Musik dengan karya positif.
Debut album White Shoes & The Couples Company telah dirilis dan didistribusikan oleh Indie Label dari Chicago, Minty Fresh Records sejak bulan Oktober 2007. Album ini mendapat sambutan luar biasa disana. Hal ini ditunjukkan melalui berbagai resensi dari media besar dunia di Amerika Serikat seperti: Billboard, PASTE, SPIN, Esquire, Under The Radar, Pitchfork, Yahoo! Music, Amplifier, Popmatters dan Allmusicguide. Setelah sukses dengan debut album, kembali Minty Fresh mempercayakan EP Skenario Masa Muda untuk didistribusikan juga pada Oktober 2008.
Sebelumnya rilisan album perdana ini White Shoes & The Couples Company juga telah menuai penghargaan dari Allmusicguide sebagai “ The 25 Most Crushworthy Band in 2006”, “The 25 Best Band in Myspace in 2007” oleh Rolling Stone.com dan “The Most Blogworthy Band on The Planet in 2007” oleh Yahoo! Music. Sementara ini White Shoes & The Couples Company tengah bekerja merekam lagu-lagu terbaru untuk album kedua di studio rekaman Pendulum dan Postcard bersama sound engineer Bung Dono Firman (Personil SORE) dan produser Mr. David Tarigan (A&R Director Aksara Records). Single terbaru yang berjudul “Senja Menggila” telah digilai dimana-mana, namun album penuh ini diusahakan untuk dapat dirilis di tahun 2009 oleh Aksara Records. Take A Bow, Aldo Sianturi Managing Director Aksara Records
Urgensi Pendidikan Karakter
Praktik plagiarisme, pemalsuan ijazah, perjokian, tawuran antar pelajar dan berbagai kasus yang mencoreng dunia pendidikan akhir-akhir ini, menimbulkan keprihatinan masyarakat. Bagaimana tidak, dunia pendidikan selama ini diharapkan menjadi satu-satunya tumpuan akhir penjaga nilai-nilai kejujuran dan susila. Tetapi kenyataanya, virus ketidakjujuran dan budaya menerabas itu sudah menyerang dunia pendidikan. Jika demikian, ke mana lagi masyarakat mencari tumpuan ketika mengalami krisis moralitas dan kejujuran? Langkah apa yang harus dilakukan stakeholder pendidikan, guna mengentaskan krisis moralitas dan ketidakjujuran dalam pendidikan?
Maraknya praktik plagiarisme dan budaya ketidakjujuran dalam pendidikan, kata Mendiknas Muhammad Nuh (2010), menandakan mulai lunturnya nilai-nilai susial dan moralitas. Solusi mengatasinya, lanjut Muhammad Nuh, dunia pendidikan harus melakukan revitalisasi pendidikan karakter, mulai dari tingkat dasar (SD-SLTA) hingga universitas/perguruan tinggi (PT).
Menurut Doni Koesuma (2009), pendidikan karakter merupakan sebuah usaha untuk menghidupkan kembali pedagogi ideal-spiritual yang sempat hilang lantaran diterjang gelombang positivisme ala Comte.Pedagog Jerman, FW Foerstar (1869-1966), adalah orang yang mula-mula menekankan pentingnya pendidikan karakter. Bagi Foerster, karakter merupakan sesuatu yang mengualifikasi seorang pribadi. Karakter menjadi identitas yang mengatasi pengalaman kontingen yang selalu berubah.
Sebagai aspek terpenting dalam pembentukan karakter, pendidikan harus mampu mendorong anak didik melakukan proses pendakian terjal (the ascent of man). Itu karena dalam diri anak didik terdapat dua dorongan esensial; yaitu dorongan mempertahankan diri dalam lingkungan eksternal yang ditandai dengan perubahan cepat, serta dorongan mengembangkan diri atau dorongan untuk belajar terus guna mencapai cita-cita tertentu. Ketika anak didik telah mampu menyeimbangkan dua dorongan esensial itu, maka ia akan menjadi pribadi dengan karakter yang matang. Dan dari kematangan karakter inilah, kualitas seorang pribadi diukur.
Sumber Referensi : http://aguswibowo82.blogspot.com/
Maraknya praktik plagiarisme dan budaya ketidakjujuran dalam pendidikan, kata Mendiknas Muhammad Nuh (2010), menandakan mulai lunturnya nilai-nilai susial dan moralitas. Solusi mengatasinya, lanjut Muhammad Nuh, dunia pendidikan harus melakukan revitalisasi pendidikan karakter, mulai dari tingkat dasar (SD-SLTA) hingga universitas/perguruan tinggi (PT).
Menurut Doni Koesuma (2009), pendidikan karakter merupakan sebuah usaha untuk menghidupkan kembali pedagogi ideal-spiritual yang sempat hilang lantaran diterjang gelombang positivisme ala Comte.Pedagog Jerman, FW Foerstar (1869-1966), adalah orang yang mula-mula menekankan pentingnya pendidikan karakter. Bagi Foerster, karakter merupakan sesuatu yang mengualifikasi seorang pribadi. Karakter menjadi identitas yang mengatasi pengalaman kontingen yang selalu berubah.
Sebagai aspek terpenting dalam pembentukan karakter, pendidikan harus mampu mendorong anak didik melakukan proses pendakian terjal (the ascent of man). Itu karena dalam diri anak didik terdapat dua dorongan esensial; yaitu dorongan mempertahankan diri dalam lingkungan eksternal yang ditandai dengan perubahan cepat, serta dorongan mengembangkan diri atau dorongan untuk belajar terus guna mencapai cita-cita tertentu. Ketika anak didik telah mampu menyeimbangkan dua dorongan esensial itu, maka ia akan menjadi pribadi dengan karakter yang matang. Dan dari kematangan karakter inilah, kualitas seorang pribadi diukur.
Sumber Referensi : http://aguswibowo82.blogspot.com/
Bongkar Epson R210 / R230
Cara Bongkar Printer Epson R210 / R230
Sebelumnya buka 3 sekrup Printer Epson R210 / R230 :
- 2 sekrup dibagian belakang, dan
- 1 sekrup di dalam printer (buka tutup pinternya)
1. Buka tutup samping ( lihat gambar )
2. Lepas encoder dan timming belt ( lihat gambar )
3. Lepas per dibelakang mekanik ( lihat gambar )
4. Lepas kancingan mekanik di kiri dan kanan ( lihat gambar )
5. Lepas AS besi tapi usahakan Gear jangan sampai terlepas ( lihat gambar )
6. Bersihkan sensor dari luberan tinta ( lihat gambar ).
7. Cek apakah ada jalur sensor yang putus atau kabel rusak.
8. Cek koneksi dari socket sensor
Membongkar printer ini membutuhkan kreatifitas dan ketekunan saat pengerjaannya,
Jika anda takut lupa cara meraklitnya lagi, sebelum membongkar printer Epson R210 / R230 ini, Anda dapat mengambil gambarnya dulu perbagian dengan kamera Anda.
Okay selamat mencoba dan semoga berhasil.
Referensi : http://adnanservis.blogspot.com
Langganan:
Postingan (Atom)